BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan
pelayanan utama dari pelayanan rumah sakit. Hal initerjadi karena pelayanan
keperawatan diberikan selama 24 jam kepada pasien yang membutuhkannya, berbeda
dengan pelayanan medis dan pelayanan kesehatan lainnya yang hanya
membutuhkanwaktu yang relatif singkat dalam memberikan pelayanankesehatan
kepada kliennya. Dengan demikian pelayanan keperawatan perlu ditingkatkan
kualitasnya secara terus-menerus dan berkesinambungan sehingga pelayanan
rumahsakit akan meningkat juga seiring dengan peningkatan kualitas pelayanan
keperawatan. Kualitas pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi oleh proses,
peran dan fungsi darimanajemen pelayanan keperawatan, karena manajemen
keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh manajer/
pengelola keperawatan yang meliputiperencanaan, pengorganisasian, pengarahan
serta mengawasi sumber-sumber yang ada,baik sumber daya maupun sumber dana
sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien baik
kepada klien, keluarga dan masyarakat.
Mengingat pentingnya peranan
manajemen pelayanan keperawatan, maka dalam makalah ini penulis akan
menguraikan tentang pengertian, prinsip-prinsip yang mendasari, proses, peran
dan fungsi manajemen pelayanan keperawatan, sehingga dapat menggambarkan
bagaimana manajemen keperawatan seharusnya dilaksanakan.
B. Rumusan Masalah
Adapun
masalah yang dibahas dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Apa
pengertian manajemen keperawatan ?
2. Apa saja
prinsip umum manajemen keperawatan ?
3. Apa saja
lingkup manajemen keperawatan ?
4. Bagaimana
proses manajemen keperawatan ?
5. Apa peran
manajemen keperawatan ?
6. Apa
fungsi manajemen keperawatan
C. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui defenisi manajemen keperawatan
2. Untuk
mengetahui prinsip umum manajemen keperawatan
3. Untuk
mengetahui lingkup manajemen keperawatan
4. Untuk
mengetahui proses manajemen keperawatan
5. Untuk
mengetahui peran manajemen keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan merupakan
suatu bentuk koordinasi dan integrasi sumber-sumber keperawatan dengan
menerapkan proses manajemen untuk mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan
keperawatan dan pelayanan keperawatan.
Kelly dan Heidental (2004) dalam
Marquis dan Huston (2000), menyatakan bahwa anajemen keperawatan dapat
didefenisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengawasan untuk mencapai tujuan. Proses manajemen dibagi
menjadi lima tahap yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepersonaliaan,
pengarahan dan pengendalian
Swanburg (2000) menyatakan bahwa
manajemen keperawatan adalah kelompok dari perawat manajer yang mengatur
organisasi dan usaha keperawatan yang pada akhirnya manajemen keperawatan
menjadi proses dimana perawat manajer menjalankan profesi mereka. Manajemen
keperawatan memahami dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana serta
mengelola kegiatan keperawatan.
Manajemen pelayanan keperawatan
adalah pelayanan di rumah sakit yang dikelola oleh bidang perawatan melalui
tiga tingkatan manajerial yaitu manajemen puncak (kepala bidang keperawatan),
manajemen menegah (kepala unit pelayanan atau supervisor), dan manajemen bawah
(kepala ruang perawatan). Keberhasilan pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi
oleh manajer keperawatan melaksanakan peran dan fungsinya. Manajemen
keperawatan adalah
proses kerja setiap perawat untuk memberikan
pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien. Tugas manager keperawatan adalah
merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi keuangan yang ada, peralatan
dan sumber daya manusia untuk memberikan pengobatan yang efektif dan ekonomis
kepada pasien (Gillies, 1994).
B. Prinsip Umum Manajemen Keperawatan
Prinsip-prinsip
manajemen secara umum menurut Fayol terdiri dari:
1. Division of working (pembagian
pekerjaan)
2. Authority and
responsibility (kewenangan dan tanggungjawab)
3. Dicipline (disiplin)
4. Unity of command (kesaatuan
komando)
5. Unity of direction (Kesatuan
arah)
6.
Subordination of individual to generate interent (kepentingan individu tunduk padakepentingan
umum)
7. Renumeration of personal (penghasilan
pegawai)
8. Decentralization (desentralisasi)
9. Scala of hierarchy (jenjang
hirarki)
10. Order (keterlibatan)
11. Stability of tunnure personal (stabilitas
jabatan pegawai)
12. Equity (keadilan)
13. Inisiative (inisiatif)
14. Esprit de corps (Kesetiawakawanan
korps).
Seperti juga
prinsip-prinsip manajemen secara
umum, prinsip-prinsip
yang
mendasari manajemen keperawatan adalah:
1.
Manajemen keperawatan seyogianya
berlandaskan perencanaan, karena melalui fungsi perencanaan pimpinan/ pengelola
keperawatan dapat menurunkan risikoterhadap pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah yang tidak efektif dantidak efisien
2.
Manajemen keperawatan
dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif. Manajer/ pengelola
keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram
dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuaidengan waktu dan perencanaan yang
telah ditentukan sebelumnya
3.
Manajemen keperawatan akan
melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi maupun permasalahan yang
terjadi dalam pengelolaan kegiatankeperawatan memerlukan pengambilan keputusan
yang tepat diberbagai tingkatmanajerial.
4.
Memenuhi kebutuhan asuhan
keperawatan pasien merupakan fokus perhatianmanajer/ pengelola keperawatan
dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, pikir, yakini dan ingini.
Kepuasan pasien merupakan point utama dari tujuankeperawatan
5.
Manajemen keperawatan harus
terorganisir. Pengorganisasian dilakukan sesuaidengan kebutuhan organisasi
pelayanan untuk mencapai tujuan
6.
Pengarahan merupakan elemen
kegiatan manajemen keperawatan yang meliputiproses pendelegasian, supervisi,
koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana
7.
Divisi keperawatan yang baik
memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan kinerja yang baik
8.
Manajemen keperawatan menggunakan
komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman
dan memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara pegawai
9.
Pengembangan staf penting untuk
dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat-perawat pelaksana menduduki posisi
yang lebih tinggi ataupun upaya manajer keperawatan untuk meningkatkan
pengetahuan karyawan.
10.Pengendalian
merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi penilaian tentang
pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan menetapkan
prinsip-prinsip melalui penetapan standar, membandingkan penampilan dengan
standar dan memperbaiki kekurangan yang ditemukan.
Berdasarkan
prinsip-prinsip diatas maka para administrator dan manajer
keperawatan seyogianya bekerja bersama-sama dalam
perencanaan dan pengorganisasian serta fungsi-fungsi manajemen lainnya untuk
mencapai tujuan
yang
telah ditetapkansebelumnya.
C. Lingkup Manajemen Keperawatan
Mempertahankan kesehatan telah
menjadi sebuah industri besar yang melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan.
Pelayanan kesehatan kemudian menjadi hak yangpaling mendasar bagi semua orang
dan memberikan pelayanan kesehatan yang memadai akan membutuhkan upaya
perbaikan menyeluruh sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang memadai
ditentukan sebagian besar oleh gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat di
dalamnya.
Keperawatan merupakan disiplin
praktek klinis. Manejer keperawatan yang efektif seyogianya memahami hal ini
dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana. Kegiatan perawat pelaksana
meliputi:
1. Menetapkan
penggunaan proses keperawatan
2. Melaksakan
intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa
3. Menerima
ankotabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksakan oleh perawat
4. Menerima
ankotabilitas untuk hasil-hasil keperawatan
5. Mengendalikan
lingkungan praktek keperawatan.
Seluruh pelaksanaan kegiatan ini
senantiasa diinisiasi oleh para manajer keperawatanmelalui partisipasi dalam
proses manajemen keperawatan dengan melibatkan perawat pelaksana.
Berdasarkan gambaran diatas maka
lingkup manajemen keperawatan terdiri dari:
1.
Manajemen operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh
bidang perawatan yang terdiri dari tiga tingkat manajerial yaitu:
a. Manajemen
puncak
b. Manajemen
menengah
c. Manajemen
bawah
Tidak setiap orang memiliki
kedudukan dalam manajemen berhasil dalam kegiatannya. Ada beberapa faktor yang
perlu dimiliki oleh orang-orang tersebut agar pelaksanaannya berhasil, antara
lain:
a. Kemampuan
menerapkan pengetahuan
b. Ketrampilan
kepemimpinan
c. Kemampuan
menjalankan peran sebagai pemimpin
d. Kemampuan
melaksakan fungsi manajemen
2. Manajemen
asuhan keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan
merupakan suatu proses keperawatan yangmenggunakan konsep-konsep manajemen
didalamnya seperti perencanaan,pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian
atau evaluasi. Proses keperawatan merupakan proses pemecahan masalah yang
menekankan pada pengambilan keputusan tentang keterlibatan perawat yang
dibutuhkan pasien.
Menurut S. Suarli dan Yanyan
Bahtiar (2002), manajemen pada proses keperawatan mencakup manajemen pada
berbagai tahap dalam keperawatan, yaitu :
a. Pengkajian
Pengkajian yaitu langkah awal dalam proses
keperawatan yang mengharuskan perawat setepat mungkin mendata pengalaman masa
lalu pasien, pengetahuan yang dimiliki, perasaan, dan harapan kesehatan dimasa
datang.
b. Diagnosis
Diagnosis merupakan tahap pengambilan keputusan
professional dengan menganalisis data yang telah dikumpulkan. Keputusan yang
diambil dapat berupa rumusan diagnosis keperawatan, yaitu respon biopsikososio
spiritual terhadap masalah kesehatan actual maupun potensial.
c. Perencanaan
Perencanaan keperawatan dibuat setelah perawat
mampu memformulasikan diagnosis keperawatan. Perawat memilih metode khusus dan
memilih sekumpulan tindakan alternative untuk menolong pasien mempertahankan
kesejahteraan yang optimal.
d. Implementasi
Implementasi merupakan langkah berikutnya dalam
proses keperawatan semua kegiatan yang digunakan dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien harus direncanakan untuk menunjang Tujuan pengobatan
medis, dan memenuhi Tujuan rencana keperawatan. Implementasi rencana asuhan
keperawatan berarti perawat mengarahkan, menolong, mengobservasi, dan mendidik
semua personil keperawatan yang terlibat dalam asuhan pasien tersebut.
e. Evaluasi
Evaluasi adalah pertimbangan sistematis dan standar
dari Tujuan yang dipilih sebelumnya, dibandingkan dengan penerapan praktik yang
actual dan tingkat asuhan yang diberikan. Evaluasi keefektifan asuhan yang
diberikan
hanya dapat dibuat jika Tujuan diidentifikasikan sebelumnya cukup
realistis, dan dapat dicapai oleh perawat, pasien, dan keluarga.
Kelima langkah dalam proses
keperawatan ini dilakukan terus menerus oleh perawat, melalui metode penugasan
yang ditetapkan oleh para menejer keperawatan sebelumnya. Para menejer
keperawatan (terutama menejer tingkat bawah) terlibat dalam proses menejerial
yang melibatkan berbagai fungsi manajemen, dalam rangka mempengaruhi dan
menggerakkan bawahan. Hal ini dilakukan agar mampu memberikan asuhan
keperawatan yang memadai, dengan kode etik dan standar praktik keperawatan.
D. Proses Manajemen Keperawatan
Henry Fayol mengungkapkan ada lima fungsi manajemen
yang meliputi Planning,Organization, Command, Coordination, dan Control. Konsep
Fayol tersebut dimodifikasi oleh Luther Gullick
(Marquis & Huston, 2000) dalam bentuk tujuh aktivitas manajemenyang meliputi
Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting,dan
Budgeting.
Marquis dan Huston merangkum
konsep yang dikemukakan oleh Fayol dan Gullick dengan mengungkapkan bahwa
proses manajemen keperawatan terdiri dari planning, organizing, staffing,
directing, dan controlling yang membentuk suatu siklus proses manajemen seperti
yang tersaji dalam skema dibawah ini:
Proses
Manajemen Keperawatan

Planning
|
Planning
|
Organizing
|
Staffing
|
Directing
|
Controlling
|
|
Proses manajemen keperawatan dap
at juga dilihat dari pendekatan sistem, yaitu sebagai sistem terbuka dimana
masing -masing komponen saling berhubungan danberinteraksi serta dipengaruhi
oleh lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka akan terdiri dari lima
elemen utama yaitu input, process, output,control dan mekanisme umpan balik
(feed back).
Input dari proses manajemen keperawatan antara lain
informasi, personil, peralatandan fasilitas.
Process dalam manajemen keperawatan adalah kelompok
manajer daritingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai keperawat pelaksana
yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan
keperawatan.
Output adalah kualitasdari asuhan pelayanan keperawatan,
pengembangan staf dan riset.
Control yang digunakan dalam proses manajemen
keperawatan termasuk budget dari bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja
perawat, prosedur standar danakreditasi. Mekanisme umpan balik ( feed back )
berupa laporan finansial, auditkeperawatan, survey kendali mu tu dan penampilan
kerja perawat.
1. Planning
Pada proses perencanaan, menentukan misi, visi, tujuan, kebijakan,
prosedur, dan peraturan-peraturan dalam pelayanan keperawatan, kemudian membuat
perkiraan proyeksi jangka pendek dan jangka panjang serta menentukan jumlah
biaya dan mengatur adanya perubahan berencana.
2. Organizing
Meliputi beberapa kegiatan diantaranya adalah
menetapkan struktur organisasi, menentukan model penugasan keperawatan sesuai
dengan keadaan klien danketenagaan, mengelompokkan aktivitas-aktivitas untuk
mencapai tujuan dari unit,bekerja dalam struktur organisasi yang telah
ditetapkan dan memahami sertamenggunakan kekuasaan dan otoritas yang sesuai.
3. Staffing
Meliputi kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian diantaranya adalah
rekruitmen, wawancara, mengorientasikan staf, menjadwalkan dan
mengsosialisasikan pegawai baru serta pengembangan staf.
4. Directing
Meliputi pemberian motivasi, supervisi, mengatasi adanya konflik,
pendelegasian,cara berkomunikasi dan fasilitasi untuk kolaborasi..
5. Controlling
Meliputi pelaksanaan penilaian kinerja staf, pertanggungjawaban
keuangan, pengendalian mutu, pengendalian aspek legal dan etik serta
pengendalian profesionalisme asuhan keperawatan.
E. Peran Manajemen Keperawatan
Peran dan fungsi manajemen
keperawatan terdiri dari:
1. Peran Interpersonal
(Interpersonal Role)
Dalam peran interpersonal
terdapat tiga peran pemimpin yang muncul secara langsung dari otoritas formal
yang dimiliki pemimpin dan mencakup hubungan interpersonal dasar, yaitu:
a. Peran
sebagai yang dituakan (Figurehead Role)
Karena posisinya sebagai pemimpin
suatu unit organisasi, pemimpin harus melaksanakan tugas-tugas seremonial
seperti menyambut tamu penting, menghadiri pernikahan anak buahnya, atau
menjamu makan siang pelanggan atau kolega. Kegiatan yang terkait dengan peran
interpersonal sering bersifat rutin, tanpa adanya komunikasi ataupun keputusan
penting. Meskipun demikian, kegiatan itu penting untuk memperlancar fungsi organisasi
dan tidak dapat diabaikan oleh seorang pemimpin.
b. Peran
sebagai pemimpin (Leader Role)
Seorang pemimpin bertanggungjawab
atas hasil kerja orang-orang dalam unit organisasi yang dipimpinnya. Kegiatan
yang terkait dengan itu berhubungan dengan kepemimpinan secara langsung dan
tidak langsung. Yang berkaitan dengan kepemimpinan secara langsung antara lain
menyangkut rekrutmen dan training bagi stafnya. Sedang yang berkaitan secara
tidak langsung antara lain seorang pemimpin harus memberi motivasi dan
mendorong anak buahnya. Pengaruh seorang pemimpin jelas terlihat pada perannya
dalam memimpin. Otoritas formal memberi seorang pemimpin kekuasaan potensial
yang besar; tetapi kepemimpinanlah yang menentukan seberapa jauh potensi
tersebut bisa direalisasikan.
c. Peran
sebagai Penghubung (Liaison Role)
Literatur manajemen selalu
mengakui peran sebagai pemimpin, terutama aspek yang berkaitan dengan motivasi.
Hanya baru-baru ini saja pengakuan mengenai peran sebagi penghubung, di mana
pemimpin menjalin kontak di luar rantai komando vertikal, mulai muncul. Hal itu
mengherankan, mengingat banyaktemuan studi mengenai pekerjaan manajerial
menunjukkan bahwa pemimpin menghabiskan waktunya bersama teman sejawat dan
orang lain dari luar unitnya sama banyak dengan waktu yang dihabiskan dengan
anak buahnya; sementara dengan atasannya justru kecil. Pemimpin menumbuhkan dan
memelihara kontak tersebut biasanya dalam rangka mencari informasi. Akibatnya,
peran sebagai penghubung sering secara khusus diperuntukkan bagi pengembangan
sitem informasi eksternalnya sendiri yang bersifat informal, privat, verbal,
tetapi efektif.
2. Peran Informasional (Informational Role)
Dikarenakan kontak
interpersonalnya, baik dengan anak buah maupun dengan jaringan kontaknya yang
lain, seorang pemimpin muncul sebagai pusat syaraf bagi unit organisasinya.
Pemimpin bisa saja tidak tahu segala hal, tetapi setidaknya tahu lebih banyak
dari pada stafnya. Pemrosesan informasi merupakan bagian utama (key part) dari
tugas seorang pemimpin.
Tiga
peran pemimpin berikut ini mendiskripsikan aspek informasional
tersebut:
a. Peran
sebagai monitor (Monitor Role)
Sebagai yang memonitor, seorang pemimpin secara terus menerus memonitor
lingkungannya untuk memperoleh informasi, dia juga seringkali
harus ’menginterogasi’ kontak serta anak buahnya,
dan kadangkala menerima informasi gratis, sebagian besar merupakan hasil
jaringan kontak personal yang sudah dikembangkannya. Perlu diingat, bahwa
sebagian besar informasi yang diperoleh pemimpin dalam perannya sebagai monitor
datang dalam bentuk verbal, kadang berupa gosip, sassus, dan spekulasi yang
masih membutuhkan konfirmasi dan verifikasi lebih lanjut.
b. Peran
sebagai disseminator (Disseminator role)
Sebagian besar informasi yang
diperoleh pemimpin harus dimanfaatkan bersama (sharing) dan didistribusikan
kepada anak buah yang membutuhkan. Di samping itu ketika anak buahnya tidak
bisa saling kontak dengan mudah, pemimpinlah yang kadang-kadang harus
meneruskan informasi dari anak buah yang satu kepada yang lainnya.
c. Peran
sebagai Juru bicara (Spokesman Role)
Sebagai juru bicara seorang
pemimpin mempunyai hak untuk menyampaikan informasi yang dimilikinya ke orang
di luar unit organisasinya.
3. Peran Pengambilan Keputusan
(Decisional Role)
Informasi yang diperoleh pemimpin
bukanlah tujuan akhir, tetapi merupakan masukan dasar bagi pengambilan
keputusan. Sesuai otoritas formalnya, hanya pemimpinlah yang dapat menetapkan
komitmen organisasinya ke arah yang baru; dan sebagai pusat syaraf organisasi, hanya
dia yang memiliki informasi yang benar dan menyeluruh yang bisa dipakai untuk
memutuskan strategi organisasinya. Berkaitan dengan peran pemimpin sebagai
pengambil keputusan terdapat empat peran pemimpin, yaitu:
a. Peran
sebagai wirausaha (Entrepreneur Role)
Sebagai wirausaha, seorang
pemimpin harus berupaya untuk selalu memperbaiki kinerja unitnya dan
beradaptasi dengan perubahan lingkungan di mana organisasi tersebut eksis.
Dalam perannya sebagai wirausaha, seorang pemimpin harus selalu mencari ide-ide
baru dan berupaya menerapkan ide tersebut jika dianggap baik bagi perkembangan
organisasi yang dipimpinnya.
b. Peran
sebagai pengendali gangguan (Disturbance
handler Role)
Peran sebagai pengendali gangguan
memotret keharusan pemimpin untuk merespon tekanan-tekanan yang dihadapi
organisasinya. Di sini perubahan merupakan sesuatu di luar kendali pemimpin.
Dia harus bertindak karena adanya tekanan situasi yang kuat sehingga tidak bisa
diabaikan. Pemimpin seringkali harus menghabiskan sebagian besar waktunya untuk
merespon gangguan yang menekan tersebut. Tidak ada organisasi yang berfungsi
begitu mulus, begitu terstandardisasi, yaitu telah memperhitungkan sejak awal
semua situasi lingkungan yang penuh ketidakpastian. Gangguan timbul bukan saja
karena pemimpin bodoh mengabaikan situasi hingga situasi tersebut mencapai
posisi kritis, tetapi juga karena pemimpin yang baik tidak mungkin
mengantisipasi semua konsekuensi dari setiap tindakannya.
c.
Peran sebagai yang mengalokasikan sumberdaya (Resource allocator Role)
Pada diri pemimpinlah terletak tanggung jawab
memutuskan siapa akan menerima apa dalam unit organisasinya. Mungkin,
sumberdaya terpenting yang dialokasikan seorang pemimpin adalah waktunya. Perlu
diingat bahwa bagi seseorang yang memiliki akses ke
pemimpin berarti dia bersinggungan dengan pusat syaraf unit organisasi dan
pengambil keputusan. Pemimpin juga bertugas untuk mendesain struktur
organisasi, pola hubungan formal, pembagian kerja dan koordinasi dalam unit
yang dipimpinnya.
d. Peran sebagai negosiator (Negotiator Role)
Banyak studi mengenai kerja
manajerial mengindikasikan bahwa pemimpin menghabiskan cukup banyak waktunya
dalam negosiasi. Sebagaimana dikemukakan Leonard Sayles, negosiasi merupakan way
of life dari seorang pemimpin yang canggih. Negosiasi merupakan
kewajiban seorang pemimpin, mungkin rutin, tetapi tidak boleh dihindari.
Negosiasi merupakan bagian integral dari tugas pemimpin, karena hanya dia yang
memiliki otoritas untuk bisa memberikan komitmen sumberdaya organisasi, dan
hanya dia yang memiliki pusat syaraf informasi yang dibutuhkan dalam melakukan
negosiasi penting.
F.
Fungsi Manajemen Dalam Keperawatan
Manajemen oleh para penulis dibagi atas beberapa fungsi, pembangian
fungsi-fungsi manajemen ini tujuannya adalah:
1. Supaya sistematika urutan pembahasannya lebih teratur
2. Agar analisis pembahasannya lebih mudah dan lebih mendalam
3. Untuk menjadi pedoman
pelaksanaan proses manajemen bagi manajer[3]
Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan
dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu
tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaannya. Fungsi-fungsi manajemen,
sebagaimana diterangkan oleh Nickels, McHug and McHugh (1997), terdiri dari
empat fungsi, yaitu:
· Perencanaan
Perencanaan atau Planning, yaitu proses yang menyangkut upaya yang
dilaku-kan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan
penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan
organisasi. Di antara kecenderungan dunia bisnis sekarang, misalnya, bagaimana
merencanakan bisnis yang ramah lingkungan, bagaimana merancang organisasi
bisnis yang mampu bersaing dalam persaingan global, dan lain sebagainya.
· Pengorganisasian
Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut bagaimana
strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam
sebuah struktur organisasi yang cepat dan tangguh, sistem dan lingkungan
organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam orga¬nisasi
bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
· Pengimplementasian
Pengimplementasian atau Directing, yaitu proses implementasi program
agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses
memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan
penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi.
· Pengendalian
Pengendalian dan Pengawasan arau Controlling, yaitu proses yang
dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,
di¬organisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang
diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis
yang dihadapi.
Banyak ahli yang berbeda pandangan mengenai fungsi manajemen akan tetapi
esensinya tetap sama, bahwa:
1. Manajemen terdiri dari berbagai proses yang
terdiri dari tahapan-tahapan tertentu yang berfungsi untuk mencapai tujuan
organisasi.
2. Setiap tahapan memiliki keterkaitan satu sama
lain dalam pencapaian tujuan organisasi
Secara diagramatis, jika kita kaitkan antara tujuan organisasi (yang
harus dicapai secara efektif dan efisien) dan sumber-sumber daya organsaisi
dengan fungsi-fungsi manajemen yang baru saja diterangkan, maka dapat dilihat
pada Gambar berikut ini:
Gambar tersebut menerangkan bahwa fungsi-fungsi manajemen diperlukan
agar keseluruhan sumber daya organisasi dapat dikelola dan dipergunakan secara
efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Kegiatan-kegiatna dalam fungsi menajamen
- Fungsi Perencanaan (Planning)
a. Menetapkan tujuan dan target bisnis
b. Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut
c. Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
d. Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan
target bisnis
- Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
a. Mengalokasikan sumber daya,
merumuskan dan amenetapkan tugas, dan menetapkan rposedur yang diperlukan
b. Menetapkan struktur ornganisasi yang menunjukkan
adanya garis kewenangan dan tanggung jawab
c. Kegiatna perekrutan, penyeleksian, pelatihan,
dan pengembangan sumber daya mansuia/tenaga kerja
d. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada
posisi yang paling tepat
- Fungsi pengimplementasian (Directing)
a. Mengimplementasikan proses kepemimpinan,
pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja
secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
b. Memberikan tugas dan
penjelasan rutin mengenai pekerjaan menjelaskan kebijakan yagn ditetapkan
- Fungsi Pengawasan (Controlling)
a. Mengevaluasi keberhasilan
dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah
ditetapkan
b. Mengambil langkah klarifikasi
dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan
c. Melakukan berbagai alternatif solusi atas
bnerbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen keperawatan merupakan
proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melaluiupaya staf keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan bantuanterhadap para pasien, dan
tugas manajer keperawatan adalah merencanakan,mengorganisir, memimpin serta
mengontrol keuangan, material, dan sumber daya manusiayang ada untuk memberikan
pelayanan keperawatan seefektif mungkin bagi setiapkelompok pasien dan keluarga
mereka. Dengan mengetahui proses, peran, fungsimanajemen pelayanan keperawatan
dan prinsip-prinsip yang mendasari, penerapanmanajemen keperawatan oleh para
pengelola pelayanan keperawatan yang sesuai denganyang diharapkan akan dapat
mengoptimalkan mutu pelayanan keperawatan yang diterimaoleh masyarakat sebagai
komsumen.
B. Saran
Sebagai calon perawat hendaklah
menerapkan atau mengaplikasikan manajemen keperawatan dengan efektif dalam
setiap melakukan proses keperawatan, sehingga dalam memberikan pelayanan bisa
dilakukan secara optimal. Manajemen keperawatan dikatakan baik apabila dalam
satu tim bisa berpatisipasi secara aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Kontoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan.Yogyakarta: Nuha
Medika.
Gillies, D. A. 1994. Nursing management : A system approach ,Third edition .Philadelphia: WB. Saunders Company.
Marguis & Huston. 2000. Leadership role and management in nursing: theory andapplication. Philadelphia:
Lippincott.
S. Suarli dan Bahtiar, Yanyan. 2002. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Jakarta: Erlangga Medical
Series.
Swamburg. 2000. Management
and leadership for nurse manager. Boston: Jones andBarlett Publishers
Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar
Perbankan, Jakarta: Bumi Aksara, 2004,
Rahmat, Definisi Manajemen, disalin dari website:
http://blog.re.or.id/definisi-manajemen.htm
Hasibuan, Malayu, Manajemen= Dasar, Pengertian dan
Masalah, (PT Bumi Aksara: Jakarta), 2005
Trisnawati
Sule, Ernie, Pengantar Manajemen, (KEncana: Jakarta), hal. 8
http://www.datafilecom.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar